Pada Oktober 2025, jumlah uang beredar atau M2 di Indonesia tercatat mencapai level yang cukup tinggi, yakni Rp 9.783 triliun. Angka ini masih menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 7,7 persen. Namun begitu, jika dibandingkan dengan bulan September, lajunya ternyata sedikit melambat. Waktu itu, pertumbuhannya masih bisa menyentuh 8 persen.
Lantas, apa yang mendorong pergerakan M2 ini? Menurut Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI, peningkatan tersebut terutama didorong oleh dua hal. Pertama, kenaikan uang beredar sempit (M1) yang mencapai 11 persen secara tahunan. Kedua, ada juga kontribusi dari pertumbuhan uang kuasi sebesar 5,5 persen. Di sisi lain, pergerakan aktiva luar negeri juga disebut-sebut punya andil dalam perkembangan M2 periode itu.
Denny memberikan penjelasan lebih rinci melalui keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (23/11).
Dari sisi kredit, ceritanya agak mirip dengan M2. Pertumbuhannya memang masih berlanjut di angka 6,9 persen. Tapi, kalau dibandingin sama bulan sebelumnya yang tembus 7,2 persen, ya ada perlambatan juga.
Artikel Terkait
Angola dan Ethiopia Lirik Indonesia untuk Genjot Kerja Sama Pertanian
Gelombang Reshuffle di BUMI, Tiga Petinggi Mundur dan Satu Nama Baru Masuk
Waskita Karya Garap Proyek Rp1,23 Triliun untuk Sekolah Rakyat di Sulsel
Airlangga Soroti Kebangkitan Afrika dan Dominasi Global South di KTT G20