Imbal hasil Treasury AS akhirnya turun. Kontrak berjangka kini memprediksi probabilitas pemotongan suku bunga The Fed di Desember sekitar 40 persen—naik dari 30 persen sehari sebelumnya. Tapi, karena data payroll berikutnya baru keluar setelah pertemuan The Fed, pasar tetap gamang. Belum ada keyakinan penuh bahwa suku bunga bakal turun bulan depan.
Kyle Rodda, analis senior di Capital.com, lewat Reuters mencoba menjelaskan situasi yang serba dilematis ini.
"Sebenarnya, pasar punya cukup alasan untuk optimis. Hasil kuartalan Nvidia sangat kuat, sempat bikin Wall Street melonjak. Data tenaga kerja AS juga cukup bagus menurut ekspektasi," ujarnya.
Namun begitu, Rodda melanjutkan, "Sayangnya momentum itu nggak cukup buat pertahankan reli. Dua agenda risiko besar sudah lewat dengan hasil positif, tapi tetap aja nggak bisa mengusir sentimen bearish yang masih mencengkeram kuat."
Beberapa pejabat The Fed juga sempat bersuara kemarin. Mereka terlihat hati-hati soal inflasi. Bahkan, beberapa di antaranya mulai mengingatkan risiko terhadap stabilitas pasar keuangan—termasuk kemungkinan harga aset terjun bebas—di tengah perdebatan soal waktu dan urgensi pemotongan suku bunga lebih lanjut.
Artikel Terkait
IHSG Tumbang ke 8.399, Rupiah Justru Cetak Penguatan di Tengah Awan Kelam Asia
Yohanes Surya Mundur, Telkom Gelar RUPSLB untuk Ubah Susunan Dewan
BTN Pacu Penyaluran Rp 25 T Dana Pemerintah Lebih Cepat dari Target
Harga Emas Antam Tergelincir Rp 16.000, Sentuh Level Rp 2,3 Juta per Gram