Di balik persaingan harga, muncul polemik mengenai proses perakitan lokal mobil listrik China. Banyak merek yang mengandalkan fasilitas produksi pihak ketiga dengan skema Semi-Knocked Down (SKD) atau Completely Knocked Down (CKD), yang oleh Yannes disebut sebagai lokalisasi semu.
Skema produksi SKD dan CKD lebih berfokus pada proses perakitan, sementara komponen utama seperti bodi, rangka, dan mesin masih diimpor dari negara asal. Praktik ini didorong oleh insentif pemerintah berupa keringanan PPN 10% bagi produsen yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%.
Yannes mempertanyakan perhitungan TKDN dalam skema ini. "Apakah nilai TKDN benar-benar berasal dari komponen bernilai tinggi atau sekadar dari perakitan dan komponen non-kritikal? Jika komponen utama seperti baterai dan motor listrik tetap diimpor, dampaknya terhadap industri komponen lokal bisa kontraproduktif," ujarnya.
Skema perakitan ini berpotensi mengancam eksistensi produsen komponen lokal dari tingkat tier 2 hingga tier 4. Yannes menekankan pentingnya pengendalian yang serius terhadap praktik produksi yang tidak melibatkan produsen lokal secara maksimal.
"Tanpa pengendalian yang tepat, ekosistem industri dalam negeri berisiko hanya menjadi pasar rakitan dengan komponen tier 2 dan 3, bukan menjadi pusat industri yang didukung oleh rantai pasok komponen yang komprehensif," pungkas Yannes.
Artikel Terkait
Siang Nanti, Jabodetabek Dihantam Hujan Lebat Disertai Petir
Atto 1 Jadi Mesin Penggerak, BYD Cetak 55 Ribu Unit dalam 18 Bulan
Januari 2026, Anak-Anak Aceh Utara Diharapkan Kembali ke Sekolah Pascabanjir
Danantara Pacu 15.000 Rumah untuk Korban Bencana Sumatera