Pemutakhiran data klinis terkini juga dipresentasikan untuk menangani tiga indikasi penyakit penyebab kebutaan:
- Polypoidal Choroidal Vasculopathy (PCV)
- neovascular Age-related Macular Degeneration (nAMD)
- Diabetic Macular Edema (DME)
Bukti Klinis Faricimab pada Pasien Asia
Ketua Vitreo-Retina Service JEC Eye Hospitals & Clinics, Dr. dr. Elvioza, SpM(K), membagikan hasil studi SALWEEN di Asia. Studi ini memberikan bukti kuat dalam menangani PCV.
"Studi SALWEEN menunjukkan bahwa Faricimab dapat menghilangkan polip (regresi polip) hingga 61 persen. Selain itu, sekitar 83 persen interval injeksi bisa diperpanjang hingga tiga bulan atau lebih," ungkap dr. Elvioza.
Pentingnya Penanganan Dini untuk "Stroke Mata" (RVO)
Menanggapi RVO atau 'stroke mata', Dr. Yuen Yew Sen, Spesialis Bedah Retina dari Singapura, menekankan pentingnya penanganan dini. "Menunda pengobatan dapat mengakibatkan kerusakan penglihatan yang permanen," tegasnya.
Ia mengonfirmasi bahwa Faricimab, yang kini telah disetujui di Indonesia untuk RVO, terbukti efektif memperbaiki penglihatan dan berpotensi mengurangi frekuensi suntikan mata dalam jangka panjang.
Kolaborasi Kunci untuk Penguatan Layanan Kesehatan Retina
Komitmen untuk kolaborasi diperkuat oleh Ketua Umum INAVRS, dr. Referano Agustiawan, SpM(K). Menurutnya, percepatan kemajuan di bidang kesehatan retina hanya dapat tercapai melalui kolaborasi semua pemangku kepentingan.
"Kami mendukung upaya membangun ekosistem layanan kesehatan retina yang kuat di Indonesia," pungkasnya.
Artikel Terkait
Viral! Pengendara Motor Hadang Ambulans Bawa Pasien di Bandung, Ini Kata Polisi
Pembiayaan UMKM BSI Tembus Rp22,94 Triliun, Tumbuh 12,2% di 2025
Redistribusi Guru PNS & PPPK 2025: Solusi Atasi Ketimpangan
KAI Beri Penjelasan Soal Viral Penumpang Diungsikan dari Stasiun Cikarang