Dia menjelaskan, sekitar 15 persen masyarakat Indonesia belum memiliki rumah, sehingga memang program rumah untuk rakyat sangat krusial.
"Ada kebutuhan 15 persen lebih dari rakyat kita yang belum memiliki rumah. Itulah makannya pemerintah membuat program pengadaan satu juta rumah kalau enggak salah. Tapi memang antara cita-cita dan realita selalu ada gap, apalagi sekarang timbul pro kontra soal Tapera," kata Bamsoet di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Dia menilai, pemerintah seharusnya menaikkan pendapatan masyarakat, sehingga kemampuan untuk membeli rumah meningkat.
"Yang dibutuhkan sekarang adalah upaya meningkatkan kemampuan daya beli, meningkatkan pendapatan masyarakat setiap rumah tangga. Bukan malah kemudian dipotong sehingga kemampuan mewujudkan kebutuhan riilnya menjadi hilang sebagian," imbuhnya.
"Karena apa? karena dia tidak tahu akan manfaat jadi apa uangnya yang dipotongnya itu, dan kapan diwujudjannya sehingga kebutuhan riilnya setiap hari mereka butuhkan," pungkas Bamsoet.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
SIAL InterFood 2025: Jadwal, Lokasi & Daftar Partisipan Pameran F&B Terbesar
Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Tembus 11,43 Juta di 2025, Pengeluaran Rp 21,6 Juta per Orang
Sodetan Darurat 227 Meter PU Atasi Banjir Kaligawe Semarang, Lalu Lintas Kembali Normal
3 Strategi OJK Perkuat Pasar Keuangan Syariah: Diversifikasi hingga Digitalisasi