Bahkan, saking cemasnya, sepertiga gen Z kerap meminta bantuan orang lain saat memesan menu.
Bahkan, mereka kerap ambil keputusan
pesan menu, dari referensi yang ada di media sosial.
Profesor Bisnis di NYU, Jonathon Haidt menyampaikan kepada Wall Street Journal, budaya di media sosial yang "Performatif" adalah salah satu penyebab tingginya tingkat kecemasan dan depresi yang dialami gen Z.
Data internal Google, menemukan hampir 40% Gen Z mencari referensi dari Instagram dan TikTok, bukan dari Google.
Bahkan, Gen Z akan kerestoran tersebut jika sudah dipromosikan oleh influencer di media sosial dan tampilan makanan yang aesthetic sehingga instagrammable.
Emang ya, Gen Z itu punya banyak kekhawatiran soal gimana mereka keliatan di tempat umum. Coba sekarang Minday tanya, kamu mau makan apa hari ini?***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ruanganinfo.com
Artikel Terkait
API Desak Pemerintah Awasi Ketat PP Pengupahan, Khawatir Ancam Industri dan Pekerja
Indonesia Lampaui Target, Raih Emas ke-85 di Voli Pantai SEA Games
Aitana Bonmati dan Sarina Wiegman Kembali Berjaya di The Best FIFA Awards 2025
Trump Media Gabung dengan Perusahaan Fusi Nuklir, Nilainya Tembus Rp 100 Triliun