Sebagai penghormatan, diatas kuburan itu dibuatkan rumah kecil (cungkup) yang dibuat dari kayu jati, kemudian dinamakan Makam Pundhen Kyai Gedong Nungkulan.
Baca Juga: Cerita Rakyat Kepulauan Kei, Kisah Ai Ngam Sorngai, Si Bungsu Alami Keanehan di Pantai, Bagian 1
Selesal upacara penguburan kuda tersebut, Kyal Ngendran mengumpulkan penduduk di sekitar tempat itu (di desa Nungkulan).
Setelah semuanya berkumpul berkatalah Kyai Ngendran kepada penduduk:
Pertama, semua anak cucu penduduk desa Nungkulan dilarang minun minuman keras atau arak atau minuman lain yang memabukkan.
Baca Juga: Legenda Gua Kunthi di Wonogiri, Cerita Rakyat Jawa Tengah, Putri Kediri, Ki Ageng Tapa, dan Larangan
Kedua, semua pembesar daerah, seperti Camat, Lurah, Panewu ke atas yang lewat di tempat makam tersebut, akan turun pangkatnya dan sengsara hidupnya.
Ketiga, semua anak cucu penduduk desa Nungkulan terdahulu di sekitar tempat itu dilarang memakai atau menggunakan pakaian berwarna hijau.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: nusantara62.com
Artikel Terkait
Bendera Putih di Aceh, Menteri Tito Akui Kekurangan Penanganan Bencana
Direktur Digital Bank Sinarmas Mundur, Posisi Kunci Kini Kosong
Jordi Amat Soroti Kunci Utama di Balik Pelatih Baru Timnas
Menhub Siagakan Kereta Api Hadapi 4 Juta Penumpang Nataru