Pelemahan kali ini terutama dipicu oleh kinerja 13 subsektor yang melambat. Yang paling terdampak adalah Industri Alat Angkutan Lainnya. Sektor ini terpukul oleh penjualan sepeda motor domestik yang anjlok 11,31 persen bulan-ke-bulan, hanya terjual 523.591 unit pada November. Ekspor motor CBU dan CKD juga ikut merosot, masing-masing 11,39 persen dan 14,86 persen.
Namun begitu, ada faktor lain yang turut memberi tekanan sepanjang 2025. Maraknya produk impor di pasar dalam negeri disebut ikut melemahkan permintaan terhadap produk manufaktur lokal, terutama barang jadi. Imbasnya langsung terasa pada variabel pesanan yang bobotnya paling besar dalam perhitungan IKI.
Meski menghadapi tantangan itu, Kemenperin menyatakan komitmennya tak goyah.
"Kemenperin menegaskan komitmen menjaga keberlanjutan ekspansi industri manufaktur melalui penguatan pasar domestik dan perlindungan industri nasional," tegas Febri.
Pihaknya tetap optimistis. Sektor industri pengolahan, menurut mereka, akan terus menjadi motor penggerak perekonomian. Dan mereka yakin, prospek memasuki tahun 2026 akan jauh lebih baik.
Artikel Terkait
Honda Brio RS Manual Diprediksi Pamit, Pasar Kota Besar Sudah Tak Minat
Derap Pameran Otomotif 2025: Gaikindo Siap Gelar Enam Ajang Internasional
33 Titik di Jakarta Ditutup Sementara untuk Antisipasi Kerumunan Malam Tahun Baru
Prabowo Pacu Renovasi 2 Juta Rumah, Lembaga Khusus Dikebut