Di kaki Gunung Gamalama yang megah, ada sebuah kampung kecil bernama Sulamadaha. Di sanalah Subuh Kapita, seorang kakek 78 tahun, menghabiskan hari-harinya. Kehidupan memang tak mudah baginya. Tapi belakangan, raut wajahnya mulai sering dihiasi senyum. Pasalnya, cucu kesayangannya, Rafli Guntur yang berusia 12 tahun, akhirnya bisa kembali bersekolah.
Ini berkat program bantuan sosial dari Kementerian Sosial, salah satunya Sekolah Rakyat. Bagi Subuh, kesempatan ini adalah sebuah anugerah.
Dulu, kesehariannya berat sekali. Sejak ayah Guntur meninggal dan ibunya mengalami gangguan psikologis, Subuh menanggung segalanya sendirian. Mulai dari mencari kayu bakar, berkebun, sampai memastikan sang cucu tetap terpenuhi makan dan pendidikannya. Mereka tinggal ber tiga Subuh, anak perempuannya, dan Guntur di sebuah rumah yang kondisinya memprihatinkan.
Dindingnya dari papan lapuk, lantainya tanah. Kalau hujan turun, air dengan mudah menetes dari atap. Subuh cuma bisa geser-geser tikar supaya Guntur tidak basah kedinginan. Untuk mandi dan cuci, mereka mengandalkan sebuah kubangan kecil berpagar terpal, itulah satu-satunya fasilitas MCK yang mereka punya.
Meski begitu, jarang terdengar keluhan dari mulut kakek tua ini. Doanya cuma satu: semoga Guntur kelak hidup lebih baik.
Harapan itu pelan-pelan mulai jadi kenyataan. Menurut sejumlah saksi, Kementerian Sosial akhirnya menyalurkan bantuan ATENSI dan program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni untuk keluarga Subuh. Setelah ada survei dari Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda dan Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico di Mei 2025 lalu, proses renovasi pun digarap.
Artikel Terkait
Pelita Air Sambut Natal dengan Kado Airbus A320 untuk Hadapi Nataru
Mimpi Gaji Rp9 Juta di Kamboja, Nyatanya Jadi Korban Sindikat Penipuan Online
Rem Blong di Simpang Kertek, Truk Tronton 38 Ton Hancurkan Bangunan dan Lukai Lima Warga
WFA Ubah Puncak Arus Balik Nataru, Polri Siaga Hadang 2,8 Juta Kendaraan