Masalahnya ternyata tak cuma di Asia. Operasi Honda di Amerika Utara juga ikut keteteran. Dan mereka tidak sendirian. Raksasa otomotif lain seperti Volkswagen dan BMW juga dilaporkan mengalami kesulitan serupa. Krisis ini benar-benar global.
Lalu, siapa yang diduga jadi biang kerok? Sorotan utama kini mengarah ke Nexperia, sebuah perusahaan pembuat chip. Pemerintah China baru-baru ini melarang ekspor semikonduktor tertentu yang diproduksi di dalam negeri, dan langkah itu langsung memukul rantai pasok. Nexperia, yang dulunya bagian dari Wingtech Technology, tiba-tiba jadi pusat perhatian.
Ceritanya jadi makin rumit ketika Belanda ikut campur. Pada pertengahan Oktober lalu, pemerintah Belanda mencoba mengakuisisi Nexperia. Perusahaan inilah yang memproduksi mikroprosesor kecil yang vital komponen yang mengendalikan fungsi-fungsi dasar mobil seperti jendela power, wiper, hingga power steering. Tanpa chip mungil itu, mobil modern tak bisa apa-apa.
Jadi, situasinya masih sangat fluid. Honda dan para pesaingnya kini cuma bisa menunggu dan berharap solusi dari krisis chip yang entah kapan berakhir ini.
Artikel Terkait
15 Titik di Jakarta Ditetapkan sebagai Zona Putih Bebas Bendera Parpol
Contraflow Diterapkan di Tol Japek, Arus Mudik Diharapkan Lebih Lancar
Ragunan Buka Lebih Awal Sambut Gelombang Pengunjung Nataru
Stasiun Pasar Senen Ramai Tak Biasa di Hari Natal 2025