Di tengah kerumunan aksi solidaritas untuk Palestina di London, Selasa lalu, aktivis Swedia Greta Thunberg justru berakhir dalam tahanan polisi. Peristiwa itu terjadi pada 23 Desember 2025. Menariknya, dia tidak lama mendekam. Setelah memberikan keterangan, Kepolisian Metropolitan langsung melepasnya.
Lantas, apa pasal? Menurut keterangan dari Prisoners for Palestine sebuah kelompok advokasi di Inggris penangkapan itu terkait Undang-Undang Terorisme. Plakat yang dibawa Thunberg disebut jadi pemicu. Tertulis di sana, “Saya mendukung tahanan Palestine Action. Saya menentang genosida”.
Nah, kelompok Palestine Action sendiri bukan nama asing bagi aparat. Pemerintah Inggris sudah melarang aktivitas mereka, bahkan mencapnya sebagai organisasi teroris. Jadi, dukungan terbuka terhadap kelompok itu, sekalipun cuma lewat tulisan di plakat, rupanya dianggap cukup berisiko.
“Dia dibebaskan dengan jaminan hingga Maret 2026,” begitu penjelasan singkat dari Kepolisian Metropolitan mengenai status Thunberg.
Artikel Terkait
Hampir Satu Juta Kendaraan Serbu Jalan Tol, Arus Mudik Natal Mencapai Puncak
BNI Pacu Program Rumah Rakyat, 50 Ribu Unit Diserahkan dalam Akad Massal
Prabowo Siap Hadapi Siapa Pun yang Menggerogoti Darah Negara
Triliunan Rupiah dan Ratusan Ribu Hektar Hutan Kembali ke Pangkuan Negara