kata Aditya.
Dia bahkan merasa kualitas film ini setara dengan produksi Hollywood. Harapannya, industri film Indonesia bisa lebih sering menghadirkan film aksi seperti “Timur”.
“Keren, bisa lah bersaing di Hollywood. Buat yang buat-buat film, jangan horor, kebanyakan. Kayak gini banyakin,”
ujarnya.
Pendapat serupa datang dari Idris, penonton lain asal Jakarta. Adegan-adegan laga di film ini, katanya, berhasil menjaga ketegangan dari awal sampai akhir.
“Untuk pas perang-perangnya bikin tegang sekali. Mungkin action-nya mirip kayak ‘The Raid’ pertama dan kedua. Semoga ada lanjutannya lagi dari film tersebut,”
harap Idris.
Sementara Deni, penonton lainnya, lebih menyoroti sisi emosional dari adegan pertempuran.
“Kan adegan perang gitu, nah itu bikin kita merasa emosional banget,”
tuturnya.
Inti cerita “Timur” sendiri memang tentang misi penyelamatan yang berbahaya. Tapi film ini tak cuma mengandalkan tinju dan tendangan. Ada konflik personal yang diangkat, saat sang protagonis bertemu kembali dengan Apollo, sahabat masa kecilnya yang kini justru berada di kubu lawan.
Film yang penuh dinamika ini masih bisa kamu saksikan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
Artikel Terkait
Waspadai Tanda Radiator Bermasalah Sebelum Mesin Overheat
Zilfa Aninda: Dari Lapangan Kampung ke Final Piala Pertiwi
VinFast Raih Penghargaan, Buktikan Komitmen Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Hampir Satu Juta Kendaraan Serbu Jalan Tol, Arus Mudik Natal Mencapai Puncak