Fokus pemerintah kini, katanya, adalah menyelaraskan kebijakan fiskal dengan sektor keuangan. Tujuannya satu: menjaga keran pembiayaan bagi dunia usaha agar tetap terbuka lebar.
Laporan dari Kementerian Ketenagakerjaan memperkuat gambaran suram ini. Data mereka cukup mengkhawatirkan. Sekretaris Jenderal Kemnaker, Indah Anggoro Putri, mengungkapkan bahwa industri tekstil masih menjadi penyumbang utama pengangguran baru di tahun 2025.
“Industri tekstil ini masih kontributor utama PHK, kita sudah hampir 80 ribu orang PHK di 2025 ini,”
kata Indah.
Meski berbagai insentif sudah digelontorkan, ternyata kendala di lapangan masih banyak. Indah mencatat, salah satu masalah besar adalah sulitnya pekerja yang terkena PHK mengakses Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Jadi, menurutnya, langkah yang lebih mendesak justru perbaikan birokrasi sistem JKP dan penguatan akses modal. Itu dinilai lebih menyentuh akar masalah ketimbang sekadar menambah stimulus baru yang mungkin tidak tepat sasaran.
Artikel Terkait
PVJ: Museum Kesenjangan dan Ritual Mingguan Kaum Numpang
Kredit Bank Mandiri Melesat 13%, Dividen Rp9,3 Triliun Siap Dibagikan
Klaim 6.000 Tewas: Laporan Mencekam dari Garis Depan Kamboja-Thailand
Bencana Alam Ancam Pelunasan Biaya Haji 20 Ribu Calon Jemaah