Produksi Freeport Terseok, Harga Emas-Tembaga Jadi Penyelamat

- Senin, 24 November 2025 | 12:55 WIB
Produksi Freeport Terseok, Harga Emas-Tembaga Jadi Penyelamat

PT Freeport Indonesia (PTFI) memprediksi bahwa capaian produksi dan penjualan mereka di akhir tahun 2025 nanti tak akan sesuai dengan yang direncanakan. Penyebabnya, dua musibah besar menghantam operasional perusahaan.

Menurut Direktur Utama PTFI, Tony Wenas, insiden pertama adalah kebakaran yang melanda Smelter PTFI di paruh pertama tahun ini. Belum pulih benar, longsor kemudian mengguncang area tambang Grasberg Cave (GBC) pada 8 September 2025. Dua peristiwa ini benar-benar mengacaukan rencana.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Tony memaparkan angka-angka yang cukup menohok. Volume penjualan tembaga sepanjang 2025 diproyeksikan cuma menyentuh 537 ribu ton. Itu artinya hanya 70 persen dari target RKAB yang 770 ribu ton. Nasib serupa menimpa penjualan emas, yang diperkirakan cuma 33 ton separuh dari target 67 ton.

"Kebakaran di smelter kami di awal tahun langsung berdampak pada inventori konsentrat di Timika. Imbasnya, operasi penambangan terpaksa kami kurangi sampai sekitar 40 persen dari kapasitas normal di triwulan pertama," jelas Tony dalam rapat tersebut, Senin (24/11/2025).

Belum selesai urusan dengan smelter, kinerja di semester kedua kembali dihantam masalah. Luncuran material basah di Grasberg Block Cave (GBC) pada September lalu benar-benar memukul operasi. Perusahaan pun kesulitan mengejar ketertinggalan produksi yang sudah telanjur jauh.

"Insiden ini memaksa kami menghentikan produksi di tambang bawah tanah. Fokus kami waktu itu adalah mencari tujuh karyawan yang terperangkap. Hampir 50 hari produksi terhenti total," sambungnya.

Baru pada 28 Oktober, setelah melalui diskusi panjang dengan Kementerian ESDM, operasi tambang bawah tanah diizinkan berjalan kembali.


Halaman:

Komentar