Ahli MKD Bela Ahmad Sahroni: Pernyataan Viral Bukan Ujaran Kebencian
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menghadirkan dua ahli dalam sidang terkait kasus anggota DPR Ahmad Sahroni. Sidang permintaan keterangan saksi dan ahli ini mengungkap analisis mendalam tentang pernyataan Sahroni yang viral di media sosial.
Konteks Pernyataan Ahmad Sahroni Menurut Ahli Sosiologi
Trubus Rahardiansyah, ahli sosiologi yang hadir dalam sidang MKD, menyatakan bahwa pernyataan Ahmad Sahroni harus dipahami dalam konteks situasi yang melatarbelakanginya. Menurut Trubus, ucapan tersebut tidak mengandung unsur penghinaan atau ujaran kebencian.
"Apa yang disampaikan Ahmad Sahroni merupakan respons terhadap setting situasi yang melatarbelakanginya. Saya melihat pernyataan itu tidak menyinggung apa pun," jelas Trubus dalam sidang yang disiarkan TV Parlemen melalui YouTube.
Kata 'Tolol' dalam Konteks Sistem Pemerintahan
Trubus进一步 menjelaskan bahwa penggunaan kata 'tolol' yang diviralkan sebenarnya merujuk pada ketidakmungkinan pembubaran DPR dalam sistem pemerintahan Indonesia.
"Walaupun ada kata tolol yang diviralkan, itu lebih kepada penekanan bahwa tidak mungkin DPR dibubarkan. Sistem kita bukan parlementer, tetapi non-parlementer," papar Trubus.
Artikel Terkait
Projo Gabung ke Gerindra, Kuda Troya Jokowi untuk Dua Periode Prabowo-Gibran?
Budi Arie Setiadi Gabung Gerindra: Bunuh Diri Politik atau Strategi? Ini Kata Pengamat
MKD DPR Gelar Sidang untuk 5 Anggota yang Dinonaktifkan, Ungkap Penggiringan Opini di Medsos
Budi Arie Setiadi Pilih Gerindra, Jawab Candaan Prabowo di Kongres PSI