Pinokio Jawa, tambahnya lagi, memimpin republik bukan dengan keutamaan publik melainkan dengan kebohongan, korupsi, nepotisme, dan berbagai praktik kejahatan lain. Praktik yang sudah terlanjur banal ini pun diterima luas sebagai kewajaran tanpa rasa malu selamanya.
"Saya pun masygul melihat mayoritas rakyat, terutama kaum intelektual dan ulama yang tersihir oleh fatamorgana duniawi, menerima banalitas kebohongan, nepotisme dan otoritarianisme Pinokio Jawa sebagai kebiasaan dan kewajaran umum dalam politik," demikian tulis Sukidi dalam kolom Tempo, 11 Agustus 2024.
Sumebr: rmol
Artikel Terkait
UGM Dinilai Gagal Tunjukkan Arsip Legalitas Ijazah Jokowi
KPU Solo Bantah Keras Isu Pemusnahan Berkas Pendaftaran Jokowi
Arsul Sani Pamer Ijazah Asli, Denny Indrayana: Beda Bumi dan Langit dengan Sikap Jokowi
Anggota Bon Jowi Tuduh Jokowi Psikopat jika Sengaja Tak Tunjukkan Ijazah Asli