Jalannya memang nggak mudah. FIFA awalnya memilih 11 gol terbaik sebagai kandidat. Lalu, penilaian akhir diserahkan kepada dua kelompok: suara penggemar sepak bola global dan sebuah panel berisi para FIFA Legends.
Bobot suara keduanya sama, masing-masing 50 persen. Setiap pemilih memberi peringkat dari satu sampai tiga. Poinnya dihitung, diakumulasi, dan diawasi ketat oleh pengamat independen. Barulah kemudian nama pemenangnya bisa ditetapkan.
Setelah namanya disebut, Montiel pun menyampaikan rasa syukur.
Kemenangan ini sekaligus mencatatkan sejarah. Montiel adalah orang Argentina kedua yang menang Puskas Award secara beruntun. Sebelumnya, di 2024, Alejandro Garnacho yang memboyong trofi lewat golnya untuk Manchester United.
Meski begitu, kegagalan Ridho bukanlah akhir dari segalanya. Justru, masuknya namanya dalam nominasi finalis Puskas Award 2025 adalah sebuah pencapaian besar. Ini bukti nyata bahwa sepak bola Indonesia mulai dilirik, perlahan tapi pasti, di panggung yang benar-benar global.
Artikel Terkait
Trio Triathlon Indonesia Sabet Emas ke-73, Pacu Semangat Raih Target Podium
John Herdman Didekati PSSI, Pelatih Kanada itu Berlabuh ke Indonesia?
Panahan dan Silat Sumbang Emas, Indonesia Kokoh di Peringkat Dua SEA Games
Sabar/Reza Taklukkan Mantan Murid Pelatnas di Laga Pembuka World Tour Finals