Mengingat kasus ini mendapatkan sorotan publik yang luas, GAMKI yakin bahwa kepolisian melakukan pekerjaannya dengan sangat hati-hati, profesional, objektif, dan mendalam. Pemeriksaan yang melibatkan banyak saksi ahli sebelum menetapkan tersangka menjadi bukti dari keseriusan penanganan kasus ini.
Dalam konteks era post-truth, GAMKI mengamati adanya kecenderungan di mana masyarakat lebih mudah mempercayai pernyataan atau opini dari figur tertentu yang belum tentu sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Hal ini seringkali berujung pada viralnya pandangan yang belum tervalidasi, bahkan cenderung fitnah, yang kemudian menciptakan kegaduhan dan keresahan sosial.
Melalui proses hukum yang sedang berjalan, GAMKI berharap pengadilan dapat memutuskan perkara ini dengan seadil-adilnya. Selain itu, diharapkan kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi para tokoh dan figur publik untuk lebih arif dan bijaksana dalam menyampaikan wacana di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Artikel Terkait
Polantas Galang Pertemanan dengan Ojol, Targetkan 20 Sahabat per Anggota
Lahan Kritis dan Hujan Deras Uji Ketahanan Program Jagung Polri di Banten
Tragedi Medan: Anggota DPR Soroti Kegagalan Pendidikan Kelarga di Balik Pembunuhan oleh Siswi SD
Kapolda Riau Paparkan Capaian: 90 Persen Aduan Masyarakat Tuntas di 2025