Insiden ledakan ini terjadi pada hari Jumat (7/11) di saat pelaksanaan sholat Jumat berlangsung. Tragedi ini mengakibatkan 96 orang menjadi korban. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku diduga merupakan seorang siswa dari SMAN 72 Jakarta sendiri.
Tim Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan bahwa pelaku diduga sering mengakses konten di dark web atau situs gelap. Melalui akses tersebut, pelaku mempelajari dan merakit sendiri bahan peledak yang digunakan dalam aksinya.
Secara total, polisi menemukan tujuh alat peledak di lingkungan sekolah. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya meledak, sementara tiga lainnya berhasil diamankan. Proses penggeledahan di rumah pelaku juga telah dilaksanakan untuk menyita barang bukti pendukung.
Saat ini, sejumlah korban masih menjalani perawatan intensif di empat rumah sakit yang berbeda di wilayah Jakarta. Kepolisian bersama dengan stakeholder terkait terus memberikan pendampingan, termasuk layanan pemulihan trauma (trauma healing) bagi para korban dan masyarakat yang terdampak insiden ini.
Artikel Terkait
Raffi Ahmad & Irfan Hakim Kunjungi Nusakambangan, Lihat Program Kemandirian Napi dan Transformasi Ketahanan Pangan
Bantuan Kemensos untuk Korban Banjir & Longsor Nduga Papua: 23 Meninggal, 530 KK Terdampak
Ular Sanca Raksasa Melintas di Jakarta Selatan: Kronologi & Fakta Penangkapan
Anggota DPR Rohid Pantau Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Kampar