Menjawab Tantangan Kekerasan di Kalangan Remaja
Bamsoet menilai konsep Arena Selatan sangat relevan dengan kondisi remaja saat ini, di mana konflik kecil sering kali bereskalasi menjadi tindak kekerasan dan perundungan. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap data yang mencatat masih tingginya angka kekerasan yang melibatkan pelajar di Indonesia sepanjang tahun 2024.
"Data ini harus menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Kita memerlukan wadah-wadah positif yang dapat menyalurkan energi dan emosi pelajar ke arah yang konstruktif. Arena Selatan membuktikan bahwa sebuah konflik atau persaingan dapat diselesaikan tanpa kebencian dan kekerasan, tetapi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai fair play dan sportivitas," tegasnya.
Format dan Tujuan Jangka Panjang Arena Selatan
Diselenggarakan dengan format yang profesional, pertandingan dalam Arena Selatan dibagi menjadi tiga kategori utama: general, alumni, dan championship. Seluruh proses pertandingan akan dipandu oleh pelatih dan wasit yang telah memiliki sertifikat kompeten.
Bamsoet, yang juga menjabat dalam beberapa organisasi, menekankan bahwa membangun generasi tangguh harus dimulai dengan mengajarkan cara mengelola emosi dan menyalurkannya secara terhormat.
"Keberanian sejati seorang petinju, dan juga setiap individu, tidak diukur dari seberapa keras ia bisa memukul. Keberanian yang sesungguhnya terletak pada kemampuan untuk mengendalikan diri, menghormati proses, dan tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap kondisi," pungkas Bamsoet menutup pernyataannya.
Artikel Terkait
Gubernur DKI Setuju Rekrutmen 1.000 Sopir Baru JakLingko, Atasi Sopir Ugal-ugalan
Tragis! Hansip AS Tewas Ditembak Pelaku Curanmor di Cakung, Padahal Kawasan Dipasang 40 CCTV
Mantan Jaksa Militer Israel Yifat Tomer-Yerushalmi Alami Overdosis Usai Status Tahanan Rumah
Reformasi ASN 2024: Solusi Atasi Kesenjangan Gaji & Efisiensi Birokrasi