Kharafi, warga SCBD Jakarta Selatan, menilai kehadiran moda transportasi modern seperti LRT, MRT, dan Transjakarta menjadi faktor penting yang membuat Jakarta pantas naik peringkat. Fasilitas yang bersih, nyaman, dan didukung petugas yang membantu menjadi nilai tambah bagi pengguna.
"MRT sangat membantu, bersih, banyak petugasnya. Akses kemana-mana jadi gampang. Banyak taman juga sekarang yang buka sampai malam," kata Kharafi.
Ia optimistis Jakarta bisa masuk peringkat 50 besar kota global pada 2030 dengan syarat kebersihan dijaga, polusi diatasi, dan transportasi umum disempurnakan.
Dua Dimensi Kunci Pendorong Kenaikan Peringkat
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan peningkatan peringkat ini didorong oleh dua dimensi utama: Human Capital yang naik 13 peringkat dan Political Engagement yang naik 4 peringkat. Selain itu, kemajuan signifikan terlihat pada indikator data center yang naik dari peringkat 43 ke 27, serta jumlah wisatawan internasional yang melonjak dari peringkat 83 ke 58.
Partisipasi Publik Kunci Kesuksesan Transformasi Jakarta
Pramono menekankan bahwa partisipasi publik menjadi faktor kunci dalam mendorong transformasi Jakarta menuju kota modern, inklusif, dan berdaya saing tinggi. "Dalam waktu singkat, lima hingga tujuh bulan, kita mampu naik tiga hingga empat tingkat. Kalau bukan karena partisipasi publik, tentu tidak akan mungkin," tegasnya.
Gubernur menegaskan bahwa kenaikan peringkat ini bukan tujuan akhir, melainkan bagian dari perjalanan panjang menjadikan Jakarta sebagai kota global yang nyaman, ramah, dan kompetitif. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga semangat kolaborasi dan inovasi guna menembus peringkat 50 besar pada 2030.
Artikel Terkait
Nadiem Makarim Resmi Jadi Tersangka, Ungkap Kerinduan pada Anak di Hadapan JPU
Arena Selatan 2025: Bamsoet Dukung Tinju Pelajar untuk Cegah Kekerasan Sekolah
Tersangka Pam Saputra dan Romaja Mengaku Khilaf Tembak Hansip di Cakung
Sidang Praperadilan Paulus Tannos Ditunda, KPK Absen di PN Jaksel