Selain aspek keamanan fisik, Kent juga mengingatkan pentingnya memperkuat pendidikan karakter serta pendekatan psikologis di sekolah. Dengan dugaan pelaku merupakan siswa yang diduga korban bullying, komunikasi yang humanis dan terbuka antara guru, siswa, dan orang tua dinilai kunci untuk menciptakan iklim belajar yang sehat dan mencegah tindakan berisiko.
Pemulihan Psikologis dan Trauma Healing bagi Korban
Menyoroti dampak psikologis insiden ini, Kent mendesak Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk segera memberikan pendampingan psikologis dan program trauma healing bagi siswa, guru, serta tenaga kependidikan di SMAN 72 Jakarta. Pemulihan ini harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan oleh tenaga profesional seperti psikolog pendidikan.
Langkah Konkret dan Tanggung Jawab Pemprov DKI
Sebagai langkah nyata, ia mengusulkan kolaborasi antara Dinas Pendidikan DKI dengan lembaga psikologi dan universitas untuk program pemulihan. Di sisi lain, Gubernur Pramono Anung telah memastikan bahwa seluruh biaya perawatan korban di rumah sakit menjadi tanggung jawab penuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan data terbaru dari Kapolda Metro Jaya, terdapat 55 korban yang sedang menjalani perawatan di RS Islam Cempaka Putih dan RS Yarsi, Jakarta Pusat, pasca insiden ledakan di sekolah tersebut.
Artikel Terkait
Update Korban Ledakan SMAN 72: 1 Masih Di ICU, 14 Korban Lain Membaik
Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta: 14 Orang Dirawat, Gangguan Pendengaran Dominan
Ledakan SMAN 72 Diduga Dipicu Medsos, KPAI Soroti Pengawasan Orang Tua
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Dimakamkan di San Diego Hills