Prebunking: Cara Ampuh Lawan Hoaks & Disinformasi (Contoh Kasus Purbaya & Etanol)

- Rabu, 05 November 2025 | 12:15 WIB
Prebunking: Cara Ampuh Lawan Hoaks & Disinformasi (Contoh Kasus Purbaya & Etanol)

Prebunking: Cara Efektif Membangun Ketahanan terhadap Disinformasi dan Hoaks

Prebunking adalah strategi komunikasi proaktif untuk membangun ketahanan khalayak terhadap paparan informasi palsu atau hoaks. Tujuannya adalah mencegah pembentukan persepsi dan kognisi publik yang dipengaruhi oleh disinformasi yang diproduksi dan disebarluaskan secara massif. Melalui prebunking, khalayak dibekali dengan pengetahuan dan teknik berpikir kritis agar tidak mudah terpengaruh oleh konten yang menyesatkan.

Apa Itu Prebunking dan Bagaimana Konsepnya?

Gagasan prebunking pertama kali diperkenalkan oleh psikolog sosial William McGuire pada 1960-an. Konsep ini dianalogikan seperti pemberian vaksin pada tubuh. Dengan menyuntikkan virus yang telah dilemahkan, tubuh belajar membentuk antibodi untuk melawan penyakit. Dalam prebunking, "virus" berupa informasi yang salah dikenalkan secara terkendali agar khalayak mengembangkan "kekebalan" psikologis. Hasilnya, masyarakat menjadi lebih mampu mengidentifikasi dan menolak ajakan yang terlihat masuk akal, namun sebenarnya palsu.

Contoh Kasus: Sorotan Media pada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Sejak dilantik sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025, Purbaya Yudhi Sadewa menjadi salah satu pejabat paling banyak dibicarakan. Data dari Copilot AI menunjukkan, dalam satu bulan setelah pelantikan, namanya disebut lebih dari 65.667 kali di media digital. Popularitasnya menciptakan fenomena "media darling", di mana hampir tidak ada hari tanpa pemberitaan mengenai dirinya.

Respons positif terhadap kebijakannya, seperti penarikan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia untuk dialirkan ke perbankan komersial, menunjukkan tingkat penerimaan publik yang tinggi. Kebijakan ini bertujuan mendorong sektor usaha dengan menyediakan pinjaman modal, yang diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Namun, di balik popularitasnya, muncul juga konten-konten negatif. Beberapa unggahan media menyoroti judul seperti "Purbaya Terancam Reshufle" atau "Ferry Minta Menkeu Purbaya Segera Diganti". Konten semacam ini dapat mengindikasikan adanya pihak yang tidak setuju dengan kebijakan yang diambil.

Kasus Lain: Pro dan Kontra Kebijakan Etanol 10% oleh Menteri ESDM Bahlil


Halaman:

Komentar