Kekhawatiran akan datangnya banjir kembali dan kemungkinan rumah roboh membuatnya memilih mengungsi sementara ke rumah rekannya bersama keluarga.
"Saya mengungsikan ke rumah teman, bawa anak saya. (Kalau malam) pindah. Saya nggak berani tidur, takutnya breg-breg gitu, goyang-goyang, saya ngeri," jelas Hasan.
Pada siang hari, ketika air mulai surut, Hasan kembali ke rumah untuk melihat kondisi dan membersihkan sampah-sampah yang terbawa air. "Siang, iya, air surut, udah, baru ke sini, bersih-bersih lagi," pungkasnya.
Tanggul Baswedan yang dibangun pada 2017 ini bobol pada Kamis (30/10) sore, menyebabkan lima RT di kawasan Jati Padang tergenang dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter.
Hingga Sabtu siang, sisa tanggul yang runtuh masih terlihat di lokasi dengan air yang terus mengalir deras ke permukiman warga. Sebagian besar warga memilih bertahan di rumah sambil menunggu air surut, membersihkan rumah, dan menjemur barang-barang yang basah.
Sementara itu, anak-anak di sekitar lokasi terlihat bermain di genangan air dan bahkan mencari ikan-ikan kecil yang ikut terbawa arus banjir.
Artikel Terkait
Balita 2,5 Tahun Terjepit Pintu di Puskesmas Tugu Depok, Begini Kronologi Evakuasi Damkar
Tawanan Perang Korea Utara di Ukraina Minta Suaka ke Korea Selatan
Kemnaker Gelar Konsultasi Publik UU Ketenagakerjaan Baru di Medan, Ini 7 Isu Strategis
Gerindra Siap Implementasi Putusan MK Soal Kuota 30% Perempuan di Pimpinan DPR