Lahan Kritis dan Hujan Deras Uji Ketahanan Program Jagung Polri di Banten

- Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB
Lahan Kritis dan Hujan Deras Uji Ketahanan Program Jagung Polri di Banten

Secara terpisah, Polresta Tangerang juga memberikan penjelasan serupa. Mereka memastikan program ini terus dipantau untuk dicari solusi terbaiknya.

Menurut mereka, semua tahapan dari pembersihan lahan hingga perawatan tanaman dilakukan bertahap, menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Hasil pantauan memang menunjukkan pertumbuhan jagung di fase awal ini belum optimal.

“Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh karakteristik lahan berupa tanah merah kekuningan yang relatif minim unsur hara, minim lapisan top soil, serta bercampur dengan batuan padas,” ujar Kapolresta Tangerang, Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah.

Indra menambahkan, curah hujan tinggi belakangan ini memperparah keadaan. Erosi terjadi, membawa serta unsur hara dan pupuk yang sudah ditabur. Akibatnya, pertumbuhan tanaman jadi tidak seragam. Sebagian pendek, dengan tongkol jagung yang masih kecil dan pertumbuhannya tidak merata.

Tapi, dia menekankan, ini semua adalah tantangan teknis biasa dalam bercocok tanam di lahan terbuka. Bukan tanda bahwa program ini gagal atau dihentikan.

“Program budi daya jagung ini tidak berhenti pada satu siklus tanam,” tegas Indra.

Lalu, apa langkah selanjutnya? Beberapa rencana perbaikan sudah disiapkan. Lahan akan ditata ulang dengan membaginya menjadi dua blok utama. Sistem drainase dan guludan akan dibangun untuk cegah genangan dan erosi. Lapisan tanah subur juga akan ditambah dengan kompos dan tanah urug.

Tak cuma itu, rencananya akan dibangun embung untuk menampung air dan bahkan kandang ternak terintegrasi guna mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan.

“Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan mendukung produktivitas tanaman pada fase tanam berikutnya,” pungkas Indra Waspada.


Halaman:

Komentar