Memang, usia sekolah dasar adalah fase krusial. Kemampuan membedakan mana dunia nyata dan mana fantasi belum sepenuhnya matang. Kontrol emosi pun masih labil. Dalam kondisi seperti itu, paparan konten agresif di ruang digital bisa berisiko tinggi. Anak jadi rentan meniru.
Lalu, solusinya apa? Dave menekankan, pengawasan ketat dari orang tua mutlak diperlukan. Namun, itu saja tidak cukup.
"Komisi I DPR RI menekankan pentingnya penguatan literasi digital sejak dini," ujarnya. "Pendidikan di sekolah harus memberi bekal yang jelas mengenai cara berinteraksi dengan dunia digital, termasuk pemahaman tentang kesehatan mental dan regulasi emosi."
Intinya, kita butuh strategi ganda. Pengawasan di rumah, dan edukasi yang sistematis di sekolah. Agar hiburan tetap jadi hiburan, tanpa berubah menjadi mimpi buruk.
Artikel Terkait
Ribuan Personel Polri Riau Naik Pangkat, Kapolda Ingatkan Amanah di Balik Bintang Baru
Truk Kontainer Hantam Pembatas, Lalin Wiyoto Wiyono ke Cawang Macet Total
Lahan Jagung Tigaraksa Ternyata Dirancang Panen Bertahap, Bukan Terbengkalai
Sudirman-Thamrin Berubah Jadi Car Free Night, Polisi Siapkan Titik Parkir Khusus