Alhasil, pembubaran pun dilakukan. Prosesnya disebut terukur, dengan fokus mengamankan bendera untuk mencegah situasi makin panas. Namun di lapangan, tensi tak bisa dihindari. Adu mulut terjadi. Yang mengejutkan, saat pemeriksaan terhadap salah seorang massa, ditemukan senjata api jenis Colt M1911 lengkap dengan amunisi, plus senjata tajam. Orang itu langsung diamankan dan diserahkan ke polisi untuk diproses hukum.
Di sisi lain, koordinator aksi punya penjelasan berbeda. Menurutnya, kejadian itu cuma selisih paham biasa, dan mereka sudah sepakat berdamai dengan aparat. TNI sendiri lewat Freddy mengimbau masyarakat agar lebih bijak menyaring informasi.
Kedepan, TNI berjanji akan tetap mengedepankan dialog dan pendekatan humanis. Kolaborasi dengan pemda dan aparat lain akan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas. Tujuannya satu: agar masyarakat Aceh bisa benar-benar fokus memulihkan kehidupan, pascatrauma bencana yang mereka alami.
“TNI berkomitmen menjaga Aceh tetap aman, damai, dan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutup Freddy. Komitmen itu digaungkan, di tengah sisa-sisa keriuhan yang masih menggantung.
Artikel Terkait
BMKG Ramalkan Malam Tahun Baru 2025 Didominasi Hujan di Banyak Wilayah
Kapolri Paparkan Dampak Mengerikan Kerusuhan Global: Ekonomi Ambruk, Kepercayaan Publik Runtuh
Kapolri Beberkan 10 Ancaman Serius yang Menghantui Indonesia Satu Dekade ke Depan
Dasco Buka Rapat Pemulihan Aceh, Prabowo Dijadwalkan Sambangi Korban