Kalau lihat rute utama, kondisinya sangat padat. Ambil contoh rute Jakarta-Denpasar. Rata-rata load factor-nya mencapai 94 persen! Untuk kelas ekonomi angkanya sama, 94%, sementara kelas bisnis menyentuh 83%. Tidak heran, pada rute ini saja maskapai menambah 71 penerbangan ekstra.
Secara harian, pergerakan pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 467 penerbangan. Itu tumbuh lebih dari 10% dibanding tahun lalu. Kumulatif dari 18-28 Desember, totalnya 4.787 penerbangan dengan pertumbuhan hampir 3%.
Di sisi lain, Lukman juga mengakui ada faktor lain yang memengaruhi dinamika pariwisata Bali saat ini. Cuaca buruk, genangan air akibat hujan deras, plus isu penanganan sampah di beberapa titik. Namun begitu, ia menegaskan bahwa hal-hal tersebut tidak mengganggu aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Yang utama bagi kami tetap tiga hal: keselamatan, keamanan, dan pelayanan. Pengawasan operasional, termasuk ramp check dan pemantauan tarif, terus kami jalankan. Tujuannya satu, agar layanan Nataru ini aman dan lancar," tegas Lukman.
Jadi, meski ada gosip tentang Bali yang sepi, data di lapangan setidaknya dari sisi transportasi udara justru menunjukkan aktivitas yang cukup sibuk. Tampaknya, minat masyarakat untuk menghabiskan liburan akhir tahun di Pulau Dewata belum juga padam.
Artikel Terkait
Sayap Pesawat Bekas Terbang 300 Meter Diterbangkan Puting Beliung, Hantam Atap Rumah Warga Bogor
Kapal Pinisi Tenggelam di Labuan Bajo, Seluruh ABK Ketiduran
Banjir Bandang di Spanyol Selatan Tewaskan Tiga Orang, Suasana Natal Berubah Kelam
Kemenkes Kerahkan Starlink dan Tim Medis Darurat untuk Tangani Krisis Kesehatan di Sumatera