Perasaan senang yang sama dirasakan Elo, peserta lain.
"Senang, happy lihatnya," kata Elo.
Di sisi lain, Ketua Yayasan Taman Doa Our Lady by Akita, Edison, memaparkan visi yang lebih besar. Natal tahun ini, menurutnya, punya dua fokus: menyelamatkan keluarga dan mengingatkan semua untuk menjaga keutuhan alam.
Edison menekankan, menjaga alam bisa dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Ia berharap langkah sederhana ini bisa memicu aksi yang lebih luas untuk pemeliharaan lingkungan.
"Arah dasar Keuskupan Agung Jakarta tahun 2026 adalah keutuhan alam ciptaan. Mau mengajak bahwa melalui keluarga-keluarga ini semua, mari mendukung dan menghayati, memelihara kembali alam ini. Kita tahu banyak masalah terhadap keadaan alam kita ini," jelasnya.
Ia pun menguraikan makna pohon natal dari galon bekas itu. Tujuannya jelas: mengajak masyarakat lebih peduli dan mencintai lingkungan.
Pada akhirnya, pohon natal ini bukan cuma dekorasi semata. Ia diharapkan jadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih sadar memilah sampah, memperpanjang usia pakai barang, dan hidup lebih ramah lingkungan.
Setelah semua selesai, galon bekas itu tidak akan dibuang. Mereka akan dikumpulkan dan disumbangkan kepada pemulung serta pengepul, untuk akhirnya dijual ke pabrik daur ulang. Di sana, mereka akan terlahir kembali menjadi produk baru yang bermanfaat.
Momen mendekor dan menulis harapan itu, pada hakikatnya, adalah cara jemaat menghayati Natal. Sekaligus, tentu saja, menginspirasi kita semua untuk memandang barang daur ulang dengan cara yang baru.
Artikel Terkait
Banjir Bandang di Spanyol Selatan Tewaskan Tiga Orang, Suasana Natal Berubah Kelam
Kemenkes Kerahkan Starlink dan Tim Medis Darurat untuk Tangani Krisis Kesehatan di Sumatera
Pidato Tiga Bahasa Siswa Sekolah Rakyat Sita Perhatian di Acara Doa untuk Sumatra
Dini Hari yang Kelam: Bocah 12 Tahun di Medan Tewaskan Ibu Kandung Saat Tidur