Untuk Natal nanti, Bundaran HI akan disulap jadi tempat yang hangat dan reflektif. Instalasi cahaya ikoniknya dirancang sebagai simbol kebersamaan dan toleransi. Harapannya, landmark terkenal itu bukan cuma jadi persimpangan jalan, tapi ruang publik yang hidup dan ramah untuk semua kalangan, terutama keluarga.
Nah, giliran malam tahun baru, suasana bakal bergeser ke Kota Tua. Kawasan penuh sejarah itu akan dihidupkan dengan video mapping pada fasad bangunan tua, ditambah instalasi tematik dan area interaktif. Narasi visualnya bertajuk 'Penjaga Cahaya Jakarta', yang mengajak pengunjung menyelami kisah tentang energi kolektif warga yang menjaga denyut nadi kota hingga ia bersinar lagi menyambut tahun baru.
Yang menarik, JLF tahun ini nggak cuma soal perayaan. Ada sisi kepedulian sosial yang diusung. Disparekraf menginisiasi program Donasi Bencana Sumatera, bekerja sama dengan BAZNAS (BAZIS).
Jadi, di tengah kemeriahan Natal dan Tahun Baru, masyarakat diajak untuk ikut menyumbang secara sukarela. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana di Sumatera. Sebuah langkah nyata yang menunjukkan bahwa cahaya perayaan bisa juga menjadi cahaya harapan bagi yang membutuhkan.
Soal keamanan dan kenyamanan, penyelenggara mengaku sudah berkoordinasi dengan berbagai perangkat daerah dan unsur pengamanan. Acara ini terbuka untuk umum dan diharapkan bisa jadi tradisi tahunan yang memperkuat citra Jakarta sebagai kota kreatif.
Untuk detail jadwal dan aktivitasnya, masyarakat bisa pantau terus kanal resmi Disparekraf DKI Jakarta.
Artikel Terkait
Yel-Yel Anak Magelang Semangati Ribuan Pelari untuk Korban Bencana Sumatera
Gelombang Penolakan Terhadap Pengakuan Israel atas Somaliland
Tiga Jasad Satu Keluarga Ditemukan di Rumah, Warga Dusun Watuketu Geger
1.200 Perempuan Pecahkan Rekor Donor Darah, PAM JAYA Raih Apresiasi MURI