Setiap orang tua pasti punya mimpi yang sama: melihat anaknya tumbuh sehat. Tapi bagi Mazilla Azmi, mimpi itu terasa jauh. Putri kecilnya, Chiara Humaira Ramadhani, yang baru berusia delapan bulan, sudah harus berjuang melawan teratoma immature, sejenis tumor ganas.
Menurut penjelasan medis, teratoma ini unik sekaligus menyeramkan. Tumor ini bisa berkembang menjadi jaringan atau bahkan organ. Penyebabnya beragam, salah satunya adalah faktor kelainan genetik. Dalam kasus Chiara, tumor itu bersarang di area antara ginjal dan usus.
Bayangkan, tak lama setelah lahir di tanggal 4 Maret 2025, bayi mungil ini sudah harus menjalani operasi dan kemoterapi. Perjalanan yang berat untuk tubuh yang masih sangat rapuh.
"Sampai sekarang masih kemoterapi di RSCM," ujar Mazilla, suaranya terdengar lelah namun penuh keteguhan.
"Jadwal berikutnya awal November nanti. Operasi pun sudah sekitar lima kali. Tindakan-tindakan ini ternyata berdampak ke organ tubuh Chiara yang lain," tambahnya.
Dampaknya nyata. Usus Chiara menyempit parah, membuatnya tak bisa buang air besar meski memiliki dubur. Solusi satu-satunya, dokter terpaksa membuat stoma lubang di dinding perutnya sebagai jalan keluar untuk limbah pencernaan.
"Setelah dibikinin stoma, Chiara jadi lebih sehat dan aktif," cerita Mazilla, dengan sedikit cahaya di matanya.
"Dulu kurus banget, sempat dua bulan di NICU. Perutnya juga sebelumnya membesar sekali."
Di sisi lain, Mazilla sendiri harus berjuang mencari nafkah dengan berjualan makanan dan yoghurt secara online.
Masalah tak berhenti di situ. Pendengaran Chiara pun ikut terganggu, terutama di telinga kirinya. Akibatnya, responsnya terhadap suara jadi lebih lambat. Seolah belum cukup, sejak lahir Chiara juga diketahui mengidap jantung bocor dan down syndrome.
Artikel Terkait
Dari Medan Bencana ke Ruang Kelas: Kisah Tagana yang Mengajar Anak-anak Membaca Al-Quran
Tumpukan Sampah di Tangsel Mulai Berkurang, Pemkot Kerahkan Strategi Bertahap
Banjir Setinggi Plafon Terjang Balangan, Warga Berjuang Menyelamatkan Diri
Nenek 80 Tahun Diusir Paksa, Rumahnya Diratakan dengan Tanah