Adakah harapan perdamaian di cakrawala? Sepertinya belum. Para negosiator kunci dari Rusia dan Ukraina memang sempat berada di Miami akhir pekan lalu. Namun, pertemuan mereka dengan pejabat AS dilakukan secara terpisah. Hasilnya? Nihil. Tidak ada tanda-tanda terobosan yang akan segera terjadi.
Upaya diplomatik Paus sendiri terus berjalan. Awal bulan ini, dia bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Saat ditanya apakah dia akan menerima undangan Zelensky untuk mengunjungi Ukraina, jawabannya singkat: 'Saya harap begitu'.
Tapi Leo juga realistis. Dia mengingatkan bahwa mustahil memprediksi kapan kunjungan itu bisa terlaksana.
Lebih jauh, Paus menyoroti kompleksitas konflik ini. Mencari perdamaian di Ukraina tanpa melibatkan diplomat-diplomat Eropa, menurutnya, adalah hal yang 'tidak realistis'. Dia juga menyampaikan kekhawatiran khusus. Rencana perdamaian yang diusung mantan Presiden AS Donald Trump, misalnya, dinilainya berisiko. Bukan cuma bagi Ukraina, tapi bisa memicu 'perubahan besar' dalam aliansi transatlantik yang telah terjalin puluhan tahun.
Jadi, di tengah dinginnya musim salju dan panasnya peperangan, harapan untuk 24 jam perdamaian di Hari Natal tahun depan masih menggantung. Bergantung pada niat baik banyak pihak, yang sayangnya, saat ini masih terasa sangat langka.
Artikel Terkait
Di Balik Penyerahan Rp 6,6 Triliun, Prabowo Dapat Laporan Penting Soal Relokasi 22 Ribu Jiwa di Tesso Nilo
Kejagung Siap Kejar Denda Ratusan Triliun dari Sawit dan Tambang Ilegal
Barcode QR Yanduan: Polda Riau Pacu Transparansi Pengaduan Masyarakat
Kapolri Serukan Semangat Natal untuk Pemulihan Bangsa di Tengah Duka