Fakta menarik, komandan UNIFIL saat ini justru seorang perwira Italia, Mayor Jenderal Diodato Abagnara. Total ada hampir 10.000 pasukan dari 49 negara. Kontributor terbesarnya adalah Indonesia, dengan 1.232 personel. Italia sendiri menempati posisi kedua, menyumbang 1.099 tentara.
Israel jelas menyambut baik berakhirnya UNIFIL. Mereka mendesak pemerintah Lebanon untuk sepenuhnya menjalankan otoritasnya di selatan, terutama pasca-kampanye militer besar-besaran yang menghantam milisi Hizbullah.
Nah, dalam situasi gencatan senjata sekarang, tentara nasional Lebanon lah yang mulai dikerahkan ke wilayah selatan. Tugas mereka, antara lain, membongkar infrastruktur Hizbullah yang masih ada.
Crosetto melihat momen ini sebagai hal krusial. "Dukungan dibutuhkan untuk memperkuat angkatan bersenjata Lebanon," tegasnya.
"Agar mereka berada dalam posisi terbaik untuk membela negara, memastikan keamanan dan penghormatan terhadap perbatasannya."
Rencananya, komitmen Italia ke depan akan berjalan di dua level. "Kami akan menjamin kehadiran kami, baik dalam konteks multilateral maupun bilateral," pungkas Crosetto. Jadi, meski bendera PBB mungkin sudah tak berkibar, seragam tentara Italia kemungkinan besar masih akan terlihat di tanah Lebanon.
Artikel Terkait
Serangan Drone Israel di Sidon Gagalkan Upaya Gencatan Senjata
Pendaki Ilegal Ditemukan Lemas di Lereng Merapi, Satu Lagi Masih Dicari
Lavrov dan Venezuela Kecam Aksi AS di Karibia, PBB Siap Gelar Sidang Darurat
Arus Kendaraan ke Merak Meningkat Jelang Libur Natal