Nah, Agung menegaskan satu hal. Program ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menambah beban pelajaran baru bagi siswa. Justru sebaliknya. Nilai-nilai ekologi akan dirajut ke dalam mata pelajaran yang sudah ada. Tujuannya jelas: siswa tak cuma paham teori, tapi juga bisa mempraktikkannya.
Agar program ini benar-benar berkelanjutan, Pemkot tak bisa bekerja sendirian. Mereka akan menggandeng banyak pihak. Mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, para akademisi, komunitas peduli lingkungan, sampai aparat keamanan. Kolaborasi semacam ini dianggap krusial. Supaya pendidikan lingkungan tidak mandek di kelas, tapi benar-benar berdampak pada perilaku sosial dan kualitas lingkungan kota.
Di sisi lain, langkah Pekanbaru ini sejalan dengan makin menguatnya perhatian nasional terhadap isu pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan. Pemerintah daerah memang dituntut lebih aktif mencetak generasi yang bisa menjaga keseimbangan antara kemajuan kota dan kelestarian alam.
Melalui kebijakan ini, harapan Wali Kota besar. Ia ingin sekolah-sekolah di Pekanbaru menjadi pusat lahirnya agen-agen perubahan untuk lingkungan.
Artikel Terkait
Musyawarah Kubro Lirboyo Usulkan Solusi, Tapi Masih Ada Jurang antara Himbauan dan Aturan
Bareskrim Gagalkan Sindikat Narkoba Rp 60 Miliar yang Incar Djakarta Warehouse Project
Mobil Sewaan Jadi Sarana Favorit Pengedar Narkoba ke Jakarta
Dari Pangalengan ke Sekolah: Koperasi Susu Siap Jadi Tulang Punggung Program Makan Bergizi