Di sela-sela penyaluran santunan untuk keluarga korban meninggal, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyempatkan diri meninjau dapur umum di Kantor Wali Kota Sibolga. Dapur itu jadi pusat perhatiannya.
Sebenarnya, dapur ini awalnya berdiri secara mandiri oleh relawan di hari-hari pertama bencana melanda. Namun begitu, Kementerian Sosial lalu turun tangan memberi dukungan penuh. Akhirnya, sejak tanggal 3 Desember tahun lalu, pengelolaannya sepenuhnya diambil alih oleh Kemensos.
Kini, dari dapur itu terhidang sekitar 7.000 bungkus nasi setiap harinya. Jumlahnya memang turun. Di puncak masa darurat dulu, produksinya bisa menyentuh 9.000 bungkus. Tapi ya, angka itu menyesuaikan. Seiring waktu, jumlah pengungsi yang harus ditangani pun berkurang.
Gus Ipul tak sungkan mengucapkan terima kasih.
tegasnya Minggu lalu.
Dia menegaskan, komitmen itu akan berlangsung terus. Setidaknya sampai para penyintas mendapatkan hunian sementara atau huntara. Selama itu, pasokan makanan bagi pengungsi dan warga terdampak akan tetap dipastikan oleh Kemensos.
Artikel Terkait
Sikap Terbuka Tito Karnavian: Empati sebagai Fondasi Komunikasi Bencana
Bakso Hangat dan 150 Sumur Bor: Upaya Nyata Polda Ringankan Beban Korban Banjir Sumbar
25 ABK Selamat Dievakuasi, Delapan Rekan Masih Hilang di Perairan Tanggamus
Tito Resmikan Huntap Sibolga, Wujudkan Perintah Presiden untuk Pemulihan Korban Bencana