Tragedi di Bondi itu sendiri sungguh mengerikan. Terjadi Minggu sore, peristiwa itu merenggut 15 nyawa. Polisi Australia kemudian mengidentifikasi pelakunya sebagai seorang ayah 50 tahun dan putranya yang berusia 24 tahun. Bagi Australia, ini catatan kelam penembakan massal terburuk yang mereka alami dalam kurun hampir tiga dekade.
Namun begitu, di tengah duka yang mendalam, aksi Ahmed menyulut secercah cahaya. Presiden Amerika Serikat kala itu, Donald Trump, tak ragu menyebutnya "orang yang sangat, sangat berani yang menyelamatkan banyak nyawa." Pujian serupa datang dari berbagai penjuru.
Chris Minns, Perdana Menteri New South Wales, menjulukinya "pahlawan sejati." Bahkan dari jauh, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ikut menyampaikan penghargaannya, menyebut Ahmed sebagai "pria Muslim pemberani."
Kini, sementara kota Sydney masih berusaha memahami dan menyembuhkan lukanya, satu hal yang jelas: keberanian seorang warga biasa di tengah momen paling mengerikan telah mencegah korban jiwa yang mungkin lebih banyak lagi.
Artikel Terkait
KemenImipas Borong Dua Penghargaan Keterbukaan Informasi di Tahun Perdananya
Fortuner Terjun ke Jurang di Bromo, Dua Tewas Diduga Akibat Rem Blong
Polres Tanjung Priok Gelar Rakor, Antisipasi Macet dan Kerawanan di Pelabuhan Saat Nataru
Tim KPK Turun ke Mina, Uji Kepadatan Lokasi dalam Kasus Kuota Haji