Alasannya sederhana: mobilitas warga Bogor ke Jakarta setiap hari sangat tinggi. Kota Bogor sendiri diundang dalam rapat itu karena jadi salah satu prioritas untuk menekan volume kendaraan yang memadati ibu kota.
"Selain itu, kami juga terus mengajak agar masyarakat mengubah kebiasaan untuk mulai menggunakan transportasi publik," jelas Dedie melalui keterangan tertulis.
Ia pun menyebut fakta di lapangan. Rute Botani-Blok M (PP) yang sudah beroperasi saat ini, misalnya, pengguna hariannya sudah menyentuh angka 6.000 penumpang. Padahal, menurutnya, transportasi umum yang baik harus memenuhi tiga hal: nyaman, tepat waktu, dan memadai kapasitasnya.
Maka dari itu, Dedie menekankan sekali lagi soal kolaborasi. Sinergi antar daerah, katanya, adalah kunci utama untuk mewujudkan sistem transportasi terpadu di kawasan Jabodetabek yang makin padat ini.
Artikel Terkait
Aceh Minta Bantuan UNDP dan UNICEF, Respons Pusat Masih Ditimbang
Pramono Anung Tinjau Pasar Kramat Jati, Janjikan Relokasi Pedagang Usai Kebakaran
PSI Desak Pemkot Tangsel Cari Solusi Darurat Sampah, Bukan Cuma Tutupi dengan Terpal
Bangkit dari Puing: Semangat Berdagang Kembali Menyala di Pasar Kramat Jati