Dia menyebutkan, salah satu serangan paling mematikan terjadi di Nuseirat, kawasan tengah Jalur Gaza. Tujuh nyawa melayang dan lebih dari 16 orang terluka saat sebuah rumah menjadi sasaran. Di tempat lain, di distrik Al-Nasr, sebuah apartemen hunian hancur, menewaskan empat orang dan melukai sejumlah lainnya.
Di sisi lain, militer Israel punya alasan sendiri untuk menyerang. Mereka menyatakan seorang "teroris bersenjata" telah melintasi apa yang disebut Garis Kunin batas di mana pasukan Israel telah mundur lalu menembaki tentara mereka. Menanggapi insiden di Gaza selatan, yang katanya berada di rute bantuan kemanusiaan, militer Israel kemudian mengumumkan telah "mulai menyerang target teror di Jalur Gaza."
Namun begitu, situasi ini langsung memicu saling tuduh. Hamas dan Israel kembali berseteru, masing-masing menuduh pihak lain yang melanggar gencatan senjata rapuh yang sudah dijalin. Perjanjian yang ditengahi AS itu sendiri sebenarnya baru efektif sejak 10 Oktober, setelah dua tahun penuh konflik berdarah. Kini, gencatan itu kembali di ujung tanduk.
Artikel Terkait
Tawaran Nikah Siri Bertebaran di Medsos, MUI Ingatkan Risiko Hukum Mengintai
Kemarahan Warga Bogor Meledak, Makanan Bantuan Disorot Usai Aksi Ludahi Paket
Bolsonaro Bongkar Gelang Pantau dengan Solder, Dalihnya Cuma Penasaran
Tekanan Ekonomi Picu Lonjakan Kasus Depresi di Ibu Kota