Peta Jalan Karbon Biru Indonesia: Solusi Iklim Global Diluncurkan di COP30

- Selasa, 18 November 2025 | 03:10 WIB
Peta Jalan Karbon Biru Indonesia: Solusi Iklim Global Diluncurkan di COP30

Integrasi karbon biru dalam Second Nationally Determined Contribution (SNDC) yang telah dilaporkan kepada Sekretariat Konvensi Perubahan Iklim PBB menjadi penanda kemajuan signifikan Indonesia. Langkah ini menempatkan ekosistem mangrove, padang lamun, dan rawa asin pasang surut sebagai komponen strategis dalam upaya pengurangan emisi dan peningkatan ketahanan iklim.

Penyelarasan ini sekaligus memperkuat implementasi kerangka Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025, menciptakan landasan hukum yang kuat untuk pengelolaan karbon biru.

Pentingnya Ekosistem Karbon Biru bagi Masa Depan

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan bahwa peta jalan karbon biru tidak hanya relevan bagi sektor kelautan, tetapi telah menjadi komponen penting dalam arsitektur iklim nasional.

"Ekosistem karbon biru adalah aset iklim yang sangat berharga bagi Indonesia. Peta jalan ini bukan hanya panduan kebijakan, tetapi kerangka aksi yang menghubungkan sains, kebijakan, dan pendanaan untuk memastikan kualitas dan integritas ekosistem karbon biru dalam sistem nilai ekonomi karbon nasional," jelas Menteri Trenggono.

Dia menambahkan bahwa perjuangan global menghadapi perubahan iklim membutuhkan kepemimpinan, kebijakan yang konsisten, dan solidaritas nyata. "Dari hutan dan laut Indonesia, kami menawarkan solusi iklim untuk masa depan yang lebih berkelanjutan," tutupnya.

Peluncuran Peta Jalan Karbon Biru Indonesia di forum internasional COP30 ini menandai babak baru dalam kontribusi Indonesia terhadap aksi iklim global, sekaligus memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pengelolaan ekosistem karbon biru berkelanjutan.


Halaman:

Komentar