Perkembangan teknologi turut dimanfaatkan pelaku kejahatan. Aset virtual dan platform digital menjadi sarana baru untuk memperluas operasi ilegal. Kelompok kriminal juga menunjukkan adaptasi yang cepat dengan memanfaatkan situasi rentan seperti pandemi, krisis ekonomi, bencana alam, dan konflik bersenjata untuk memperluas jaringan ilegal mereka.
Strategi Penanganan Kejahatan Terorganisir Transnasional
Konvensi PBB Menentang Kejahatan Terorganisir Transnasional menjadi instrumen hukum internasional utama yang mengatur pemberantasan kejahatan terorganisir. Konvensi yang telah diratifikasi oleh sebagian besar negara anggota PBB ini menjadi landasan kerja sama global dalam memerangi jaringan kriminal internasional.
Pendekatan kolaboratif menjadi kunci utama mengingat sifat kejahatan yang melintasi batas negara. Pelaku, saksi, korban, dan aset hasil kejahatan seringkali berada di yurisdiksi berbeda, sehingga memerlukan koordinasi intensif antarnegara.
Tema dan Fokus Kampanye 2025
Tahun 2025 mengusung tema "Follow the money. Stop organized crime" yang menekankan pentingnya pelacakan aliran dana ilegal untuk memutus mata rantai kejahatan terorganisir. Strategi ini dianggap efektif karena dengan menyasar aspek finansial, operasi kriminal dapat dilumpuhkan dari akarnya.
Kampanye global ini mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, sektor swasta, dan individu untuk berpartisipasi aktif dalam memutus jaringan kejahatan terorganisir transnasional.
Artikel Terkait
Target 500 Ribu PMI ke 5 Negara: Syarat, Negara Tujuan & Peluang 2026
Vonish 18 Tahun Penjara untuk Zarof Ricar, Terungkap setelah Kasus Suap Hakim dan Penemuan Rp 1 Triliun
Kesaksian Marbot Terbaru: Kronologi Hilangnya Alvaro Kiano 8 Bulan Lalu
PEDPHI Dukung Revisi KUHAP: Draf Final Disepakati, Ini Poin-Poin Pentingnya