Poin kritis lainnya adalah dakwaan dinilai melanggar prinsip nebis in idem, yang melarang seseorang diadili dua kali untuk perkara yang sama. Kuasa hukum berargumen bahwa jika Ammar Zoni adalah seorang pecandu, maka seharusnya ia mendapatkan rehabilitasi, bukan dikenakan pidana.
Latar Belakang Dakwaan terhadap Ammar Zoni
Ammar Zoni secara resmi didakwa terlibat dalam jaringan penjualan narkotika jenis sabu yang beroperasi dari dalam Rutan Salemba. Dakwaan menyebutkan bahwa Ammar menerima sabu dari seorang individu bernama Andre, yang saat ini berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang), yang kemudian dijual dan diedarkan di dalam lingkungan rutan.
Persidangan yang menangani kasus ini juga menjerat lima terdakwa lainnya. Dakwaan menjerat mereka atas tindak pidana percobaan atau pemufakatan jahat untuk menawarkan, menjual, dan menyerahkan narkotika golongan I dengan berat melebihi 5 gram.
Transaksi jual beli narkoba ini disebutkan telah berlangsung sejak akhir Desember 2024, dimana salah satu terdakwa, Rivaldi, disebutkan menerima narkoba langsung dari Ammar Zoni di area tangga Blok I Rutan Salemba.
Artikel Terkait
Bibit Siklon 96S Picu Cuaca Ekstrem di NTB, Warga Diminta Waspada
Kasus Korupsi Rp 2,7 Triliun di Konawe Utara Berakhir dengan SP3, KPK Sebut Bukti Tak Cukup
China Gelar Misi Keadilan 2025, Latihan Militer Besar-besaran di Sekitar Taiwan
Malam Tahun Baru Jakarta 2026: Drone dan Doa Gantikan Kembang Api