Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad, menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, koordinasi erat antara kementerian dan perwakilan diplomatik adalah kunci dalam memperkuat layanan bagi jemaah haji Indonesia.
"Kolaborasi ini menjadi penguatan bahwa diplomasi perlindungan jemaah haji dan kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji dapat kita wujudkan bersama melalui kolaborasi lintas institusi," ungkap Dubes Abdul Aziz.
Pembahasan Aspek Teknis dan Modernisasi Layanan
Pertemuan tersebut juga membahas berbagai aspek teknis penyelenggaraan haji. Beberapa poin kunci yang diangkat antara lain kesiapan transportasi udara, layanan katering dan akomodasi, serta integrasi data pergerakan jemaah melalui sistem digital Kemenhaj RI yang akan disinkronkan dengan mitra Arab Saudi.
Kemenhaj RI menekankan komitmennya pada keberlanjutan program modernisasi layanan haji, dengan pendekatan teknologi dan diplomasi layanan sebagai dua pilar utama.
Komitmen Jangka Panjang dan Filosofi Kerja Cepat
Gus Irfan menegaskan bahwa Task Force ini tidak bersifat ad hoc, tetapi akan bekerja secara berkelanjutan untuk mengawal seluruh proses penyelenggaraan haji 2026, mulai dari persiapan hingga pemulangan jemaah.
"Filosofi yang ingin kita tanamkan adalah kerja cepat dan terintegrasi. Kemenhaj RI, KBRI, dan KJRI bukan entitas yang bekerja terpisah, melainkan satu kesatuan dalam diplomasi pelayanan umat," pungkasnya.
Dengan terbentuknya Gugus Tugas Bersama Haji 2026 ini, Kemenhaj RI menegaskan komitmennya untuk memperkuat tata kelola dan diplomasi penyelenggaraan haji Indonesia berbasis kolaborasi yang solid.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Pimpin Renungan Suci di TMP Kalibata, Ingatkan Jasa Pahlawan 10 November
Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta: Kondisi Terkini & Dukungan Pemprov DKI
Bahlil Lahadalia Dukung Soeharto Raih Gelar Pahlawan Nasional 2025, Ini Alasannya
Prabowo Instruksikan Pembatasan Game Online Usai Ledakan SMAN 72, Ini Alasannya