Pola Kebijakan Prabowo yang Kontradiktif
Publik melihat adanya ketidakkonsistenan dalam sikap Prabowo. Di satu sisi, presiden berkomitmen memberantas korupsi tanpa pandang bulu, namun di sisi lain cenderung melindungi dalam dugaan korupsi markup proyek Kereta Cepat Whoosh yang melibatkan pemerintahan sebelumnya.
Beberapa contoh ketidakkonsistenan ini terlihat dalam berbagai kasus seperti pembatalan RUU pemilu setelah tekanan publik, pemberian amnesti dan abolisi dalam kasus korupsi tertentu, serta reshuffle kabinet pasca demonstrasi 25 Agustus.
Pertanyaan Mendasar tentang Komitmen Presiden
Dengan segala kekuasaan yang dimilikinya sebagai presiden, masalah terbesar Prabowo bukan lagi soal ketakutan terhadap pemerintahan sebelumnya, melainkan soal keteguhan komitmennya terhadap bangsa dan negara. Apakah komitmen pemberantasan korupsi ini asli atau hanya sekadar retorika politik?
Pertanyaan mendasar yang harus dijawab adalah: apakah Presiden masih bisa dipercaya? Atau sebaliknya, publik tidak bisa banyak berharap kepada Presiden Prabowo jika bayang-bayang pemerintahan sebelumnya masih menghantui.
Masyarakat terus mengawasi dan menunggu bukti nyata dari komitmen pemerintahan saat ini dalam menegakkan hukum dan memberantas korupsi tanpa tebang pilih.
Artikel Terkait
Ledakan Bom Molotov di SMAN 72 Jakarta: Kronologi, Penyebab Pelaku Diduga Korban Bullying, dan Jumlah Korban
Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, 55 Korban Luka-luka Diduga Bom Rakitan
Gubernur Sulut Diapresiasi Gereja, Usaha Listrik 24 Jam di Talaud Dipercepat
Krisis Keamanan Afrika Barat: Analisis Ancaman JNIM di Mali & Boko Haram di Nigeria