Update Titik Panas di Lampung: BPBD Pastikan Kondisi Terkendali
Bandar Lampung – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, menyatakan kondisi titik panas di Lampung masih dalam keadaan terkendali. Pernyataan ini disampaikan menanggapi temuan beberapa titik panas tak wajar di wilayah provinsi tersebut.
Pemantauan Ketat Melalui Pusdalops dan Citra Satelit
Rudy menjelaskan bahwa BPBD Lampung secara aktif melakukan pemantauan situasi melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) yang didukung oleh teknologi citra satelit. Ia juga mengonfirmasi bahwa Satgas Kebakaran Hutan tingkat nasional telah resmi dibubarkan oleh BNPB, menandakan bahwa situasi kebakaran hutan dan lahan secara keseluruhan telah menunjukkan perbaikan.
Antisipasi Kebakaran Besar dan Langkah Penanganan
Meski demikian, Rudy mengungkapkan bahwa tidak semua titik panas yang terdeteksi mengindikasikan kebakaran hutan. Sebagian di antaranya disebabkan oleh pemanasan permukaan. Sebagai langkah antisipasi, BPBD Lampung telah menyiapkan sejumlah langkah penanganan, termasuk koordinasi dengan BNPB dan penyiapan helikopter waterbombing jika kebakaran hutan terjadi dan meluas, terutama di daerah rawan seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Imbauan untuk Masyarakatakat
BPBD Lampung mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran terbuka di lahan kering. Langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang dapat merugikan.
Data Titik Panas dari BMKG
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II melaporkan temuan 10 titik panas tak wajar di Provinsi Lampung. Titik-titik ini terpantau melalui satelit Terra, Aqua, SNPP, dan NOAA20 di beberapa wilayah, termasuk Lampung Utara, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, dan Mesuji.
Artikel Terkait
Yusril Ihza Mahendra Ajak Tokoh Agama Berantas Bahaya Judi Online
Haus Validasi: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Sejarah & Kontroversi Halloween: Dari Ritual Pagan Sampai Arab Saudi
Krisis Kelaparan Sudan Selatan 2026: 7.56 Juta Jiwa Terancam Paceklik