Dengan demikian, kehadiran Dasco dalam forum tersebut tidak membawa bobot kenegaraan. Ia tidak hadir sebagai representasi resmi Presiden Republik Indonesia, dan juga bukan dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPR RI yang mewakili Puan Maharani. Kehadirannya murni dapat diklaim sebagai bagian dari dinamika dan kepentingan politik praktis internal Partai Gerindra.
Memahami Taktik Politik "Flag Fake"
Istilah "flag fake" atau bendera palsu berasal dari taktik bajak laut abad ke-16 yang menggunakan bendera musuh untuk menipu kapal dagang agar mendekat, sebelum akhirnya melancarkan serangan. Dalam konteks operasi modern, taktik ini bisa berupa serangan militer atau siber yang dirancang untuk menciptakan casus belli (alasan perang) dan menghindari tanggung jawab atau kritik publik.
Penerapan Flag Fake dalam Dinamika Projo dan Prabowo
Dalam kasus kongres Projo ini, pihak yang aktif mendekat adalah Projo sendiri melalui undangan resmi kepada Presiden Prabowo. Dari kacamata realisme politik kekuasaan, inisiatif Projo dapat dilihat sebagai sebuah bentuk permainan "flag fake".
Namun, respons dari kubu Presiden Prabowo dengan mengirimkan perwakilan partai, bukannya menghadiri secara langsung, juga dapat dibaca sebagai bentuk balasan dengan taktik "flag fake" yang serupa. Situasi ini menggambarkan kompleksitas dan lapisan strategi yang saling bersilangan dalam peta politik Indonesia terkini.
Artikel Terkait
Trump Ancam Serang Nigeria, Murka Soal Pembantaian Umat Kristen
Dugaan Kekerasan Siswi SDN 150 Gandus Palembang: Fakta & Respons Dinas Pendidikan
Modus Tender Dipesan: Pemenang Sah Dibatalkan, PT KIBK Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Jembatan Ketapang
Idol Destruction Syndrome: Mengapa Netizen Cepat Mengidolakan lalu Menjatuhkan?