Daniel H. Jakob, pengajar dari Universitas Indonesia, juga meminta pemerintah tidak mengambil kebijakan secara impulsif. "Jangan ujug-ujug, jangan tiba-tiba gitu," katanya menanggapi wacana pengembangan bahasa Portugis dalam sistem pendidikan.
Daniel mengungkapkan fakta bahwa Indonesia bahkan belum memiliki program studi bahasa Portugis di universitas-universitas besar. "Di UI saja hanya ada mata kuliah, bukan program studi. Lalu bagaimana dengan universitas-universitas lain? Tidak ada. Kita mau melahirkan pengajar dari mana?" tegasnya.
Ia menekankan bahwa Indonesia harus fokus memperbaiki pembelajaran bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang masih bermasalah, sebelum menambah bahasa asing baru. Pernyataan ini merespons wacana Presiden Prabowo Subianto yang ingin menjadikan bahasa Portugis sebagai bahasa prioritas dalam pendidikan nasional.
Artikel Terkait
Kebakaran Medan Polonia Hanguskan 4 Rumah, Kerugian Rp 700 Juta
Gus Ipul: Strategi Prabowo Turunkan Kemiskinan, Target 0% Kemiskinan Ekstrem 2026
MTKBTI Resmi Dibentuk: Wadah Kolaborasi untuk Proyek Strategis Konstruksi Bawah Tanah Indonesia
Perdagangan Karbon Indonesia 2025: Peluang Ekonomi Hijau & Risiko Kolonialisme Baru