"Alhamdulillah, tekanan publik yang sadar konstitusi dan berpikir sehat menggagalkan skenario itu. Namun, dengan dimunculkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden, terlihat upaya pelanggengan kekuasaan melalui dinasti politik," tegas Muslim Arbi.
Menurut analisis Muslim Arbi, setelah kekuasaan berpindah kepada Presiden Prabowo Subianto, mulai terbongkar berbagai kelemahan dari pemerintahan Jokowi selama satu dekade. Proyek infrastruktur ambisius seperti Whoosh kini menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan kerugian negara dan masalah transparansi pembiayaan.
"Jokowi dan Luhut kini seperti mau cuci tangan dan mencari alibi atas proyek itu. Padahal, Whoosh bisa menjadi pintu pembuka untuk mengungkap seluruh kebijakan bermasalah yang merugikan bangsa," tambahnya.
Muslim Arbi mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berani mengusut tuntas kasus Whoosh. "Publik yang waras harus mengawal KPK agar tidak takut menelusuri keterlibatan siapa pun, termasuk Jokowi dan Luhut, demi kebenaran dan keadilan negara," tutupnya.
Artikel Terkait
TPA Sumompo Ditutup November 2025: Warga Tagih Janji Wali Kota, Apa yang Akan Terjadi?
Sumut Hapus Lelang Jabatan ASN: Mutasi Cuma 3 Hari, Bukan 3 Bulan!
KPK Tetapkan Eks Sekjen Kemnaker Tersangka, Dugaan Pemerasan TKA Tembus Rp 53 Miliar!
Menteri Purbaya Blokir Rp200 Triliun untuk Konglomerat, Lalu Kemana Uangnya Dialirkan?