Ia menambahkan bahwa kawasan pesisir utara Jawa adalah pusat aktivitas ekonomi dan logistik nasional, sehingga dampaknya mencakup berbagai aspek, utamanya perlindungan ekosistem pesisir, keberlanjutan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat, kelancaran distribusi logistik dan kepelabuhanan, penguatan industri nasional.
“Dan yang terpenting semua ini akan bermuara pada penguatan ketahanan nasional kita," jelas Makbul yang juga merupakan alumni magister Keamanan Maritim Universitas Pertahanan itu.
Lanjut dia, sangat penting Badan Otorita ini harus menjadi ruang koordinatif lintas sektor pemerintah pusat dan daerah, akademisi dan profesional, pelaku usaha, serta masyarakat terdampak.
Proyek Giant Sea Wall ini diperkirakan memerlukan anggaran sebesar 8 hingga 10 miliar Dolar AS dan akan berlangsung dalam jangka panjang.
Marin Nusantara juga menekankan bahwa skema pendanaan harus disusun secara hati-hati, transparan, dan akuntabel.
Proyek pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa ini dinilai sebagai langkah strategis dan mendesak untuk melindungi wilayah pesisir utara Jawa yang semakin rentan akibat perubahan iklim dan tekanan lingkungan. Dengan demikian, Makbul mengajak semua pihak untuk ikut mengawal proyek ini.
"Kami mengajak semua pemangku kepentingan untuk mendukung dan mengawal proyek ini agar komitmen pemerintah dalam membangun wilayah pesisir yang tangguh terhadap iklim, adil secara sosial ekonomi, dan berkelanjutan secara ekologis benar-benar dapat terwujud," pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Dukungan Penuh Abdul Rachman Thaha untuk Jampidsus Febri Adriansyah Berantas Korupsi
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Rampung, Menuju Tahap Editing Menuju Peluncuran Desember 2025
Guru Silat Cabul di OKU Timur Tipu Korban dengan Ritual Pengusiran Ular Gaib
8 Tugu Ikonik di Pontianak: Simbol Sejarah & Wisata Kota Khatulistiwa