MURIANETWORK.COM - Pakar forensik digital Rismon Sianipar menyatakan Joko Widodo, tidak perlu merasa ragu atau malu untuk memperlihatkan ijazahnya dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut Rismon, Jokowi justru layak disebut sebagai lulusan terbaik UGM sepanjang sejarah, karena menjadi satu-satunya alumni yang berhasil menjabat sebagai Presiden RI.
“Dari lebih dari 300 ribu alumni UGM, hanya satu yang pernah menjadi Presiden, yaitu Joko Widodo. Bahkan beliau mampu unggul dari dua kompetitor sesama alumni UGM di Pilpres: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan,” kata Rismon, dalam salah satu pernyataannya yang dikutip dari tayangan podcast di sejumlah kanal di YouTube.
Ia menambahkan, sebagai lulusan Fakultas Kehutanan, Jokowi seharusnya bangga karena program studi tersebut dikenal selektif dan memiliki tingkat kelulusan yang ketat.
“Fakultas Kehutanan itu bukan jurusan sembarangan. Tidak mudah masuk, dan tidak mudah lulus. Sebagai alumnus dari jurusan itu, apalagi yang berhasil jadi Presiden, tentu ini suatu prestasi,” ujarnya.
Rismon bahkan membandingkan dengan kampus di luar negeri.
Ia menyebut Universitas Erasmus Rotterdam di Belanda yang memajang ijazah asli Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, sebagai bentuk penghormatan akademik.
“Ijazah Bung Hatta dipajang terbuka di Belanda. Tapi ijazah Jokowi di Indonesia malah tidak boleh difoto. Wartawan saja tidak diberi akses,” tulis Rismon melalui akun media sosialnya, @SianiparRismon.
“UGM kapan akan berani memajang ijazah Jokowi seperti Erasmus memajang milik Bung Hatta?”
Pernyataannya itu kini berbuntut panjang. Rismon dilaporkan ke polisi atas dugaan penghasutan berdasarkan Pasal 160 KUHP.
Pelaporan itu muncul setelah ia mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi dalam kapasitasnya sebagai ahli forensik.
Namun Rismon menegaskan bahwa dirinya tidak gentar menghadapi proses hukum. Ia menganggap pelaporan tersebut sebagai bagian dari risiko dalam menyampaikan pendapat keilmuan.
“Biasa saja. Saya tidak takut. Kalau kita diam dan memilih jadi pengecut, maka negara ini akan dikuasai oleh para pengecut,” tegasnya pada Minggu, 27 April 2025.
Ia menilai, langkah pelaporan pidana terhadap dirinya justru tidak sesuai. Sebab yang ia lontarkan adalah bagian dari kajian akademik, bukan tuduhan sembarangan.
“Kalau saya bicara dalam kapasitas ahli, mestinya dibalas dengan pendapat ahli juga, bukan laporan polisi. Ini ranah sains, bukan politik,” ujarnya.
Rismon menekankan bahwa istilah “palsu” atau “asli” dalam konteks ijazah merupakan bagian dari terminologi ilmiah yang lazim digunakan dalam dunia forensik.
Ia menyebut banyak cabang keilmuan yang berkaitan, mulai dari analisis dokumen, gambar, video, hingga suara.
“Jadi bukan soal menyerang pribadi, tapi membuka ruang diskusi akademik yang seharusnya dijawab secara akademik pula,” pungkasnya.
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
BNN Bakal Lakukan Penelitian Ganja Medis
Hasan Nasbi Masih Ikut Sidang Kabinet, Prabowo Sapa Hei, Gibran Beri Senyum
Hendropriyono Sebut Hercules Preman Jalanan
Gus Miftah Viral Lagi, Qubil AJ Singgung Soal Akhlak Pendakwah