2026: Tahun Krusial Prabowo
Oleh: Erizal
Bagi Prabowo, tahun 2026 nanti adalah momen yang tak boleh disia-siakan. Kenapa? Karena di tahun itulah, secara politis, dia benar-benar mulai berjalan dengan kaki sendiri. Jejak dan pengaruh Jokowi akan berakhir di 2025. Jadi, tahun depan adalah babak baru yang murni disusun oleh Prabowo dan timnya, tanpa campur tangan pendahulunya. Tahun 2025 ini masih ada nuansa warisan, meski Prabowo sudah terlibat.
Di sisi lain, performa di tahun pertama yang mandiri itu akan menentukan segalanya. Kalau langkah awal di 2026 goyah, maka tahun-tahun berikutnya bisa jadi berat. Sebaliknya, kalau sukses, momentum itu akan menguatkan posisinya. Peluang dan tantangan datang berbarengan, ibarat dua sisi mata uang.
Memang, sampai sekarang masih ada yang memandang Prabowo sekadar sebagai kelanjutan dari Jokowi dalam artian negatif. Prabowo sendiri sudah berkali-kali bilang bahwa dia melanjutkan kerja-kerja positif, bukan cuma dari Jokowi, tapi juga dari era SBY dan Megawati. Dia ingin merangkul semua. Tapi jujur saja, keinginan untuk menyatukan semua pihak itu nyaris mustahil di lapangan.
Perbedaan mendasar dengan era sebelumnya sebetulnya cukup kentara. Ambil contoh di bidang hukum.
Mahfud MD pernah mengakuinya. Lihat saja soal pemberian amnesti dan abolisi untuk beberapa nama, plus rehabilitasi untuk yang lain. Itu baru secuil contoh. Kalau diurut, daftarnya panjang.
Prabowo sendiri sudah mengingatkan, hukum jangan dijadikan alat politik. Jangan ada kasus yang dipaksakan, apalagi cuma karena beda pandangan. Pesannya tegas: jangan tutup-tutupi kasus kawan, sementara kasus lawan diumbar.
Artikel Terkait
Tere Liye Soroti Korupsi Dana MBG: Lebih Parah dari Mencuri Baut Jembatan
Dua Badai di Samudra Hindia Ancam Cuaca dan Gelombang di Indonesia
Pertemuan di Rumah Bahlil: Penguatan Koalisi atau Awal Retakan?
Empat Parpol Serius Dorong Pilkada Kembali ke DPRD, Demokrat Ingatkan Bahaya Oligarki